Selasa, 27 Januari 2009

Dari Kami Sang Calon Tumpuan Negara

Dari kami sang calon tumpuan negara
Kepada Penjanji-penjanji yang akan kami angkat
Bualan kalian membuat kami muak
Politik dan ekonomi saja yang kau umbar
Kami memang hanya calon tumpuan
Yang belum berhak ikut bersuara
Tapi kami bagian dari negara ini
Salah satu yang akan kalian pimpin
Sekali lagi dari kami sang calon tumpuan negara
Kemana kami akan kau pimpin
Mengapa hanya politik dan ekonomi
Dimana dunia kami, dunia ceria, dunia pelajar

Tanpa Judul

Tak ada yang terbaik bila tak ada yang buruk
Tak ada bahagia bila tak ada duka
Siap untuk bahagia, siap pula tuk berduka
Jangan kau mau menang sendiri
Karena hidup bukan hanya untuk tertawa
Tapi hidup juga untuk menangis

Memiliki Untuk Merusak

Memiliki untuk merusak
Setelah kau dapat kemudian kau hancurkan
Memiliki untuk merusak
Setelah kau memiliki kemudian kau tinggalkan
Buka begitu cara kau memiliki
Bukan begitu setelah kau dapatkan
Merugi kau jika ia yang terbaik
Merugilah kau saat kau kehilangan dia

Kita

Dikala kita mengenal, lalu terdiam
Ketika kita bertatapan, kemudian terdiam
Dimulai dengan kata singkat, kembali terdiam
Kita bersatu, mencoba bercengkrama
Aku coba tersenyum, namun kau malah bertanya
Kau mulai tersenyum, aku bahagia
Aku, kamu, menjadi kita
Berawal sangat dingin
Menjadi hangat di pertengahan
Entah bagaimana di akhiran...

Minggu, 25 Januari 2009

karena ku telah memilihmu

Pertama aku melihatmu, terpaku oleh senyumannmu
Yang membuat hati tanpa ragu, tuk ucapkan ku cinta padamu
Semakin aku mengenalmu
Semakin ku mengagumimu
Semakin kusayang padamu
Dan tak ingin tuk melepaskanmu
Karena kutelah memilihmu
Kan ku jadikan kau perhiasan hatiku
Meskipun kau tak menyadari
Ketulusan yang ku beri ini suci

Jumat, 09 Januari 2009

Tnpa Judul

Menggali hidup, mencari jawab kebahagiaan

Menyambung sedih, berharap hari kan berganti

Mengais hati, berharap tentang ketulusan

Memburu takut, berharap ketenangan

   Terkadang aku menangis di keramaiaan

   Seakan hidup hanya ada duka

   Tiadakah tenang bagi sang penyayang?

   Atau harus terkenang sebagai sang pemenang

Tak pantas ia menangis,

Cukup air mataku yang berlinang

Ku takut sedih menghapus indah sang tercinta

Hingga ia berteman duka